Mubtada dan Khabar: Jenis, Ciri, dan Contoh Lengkapnya
Bahasa Arab dikenal sebagai salah satu bahasa yang kaya akan aturan tata bahasanya. Dalam mempelajari bahasa ini, memahami struktur kalimat menjadi langkah awal yang sangat penting. Salah satu elemen dasar dalam pembentukan kalimat bahasa Arab adalah Mubtada dan Khabar. Keduanya berperan sebagai fondasi dalam kalimat nominal (jumlah ismiyyah), yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, pembacaan Al-Qur'an, maupun kajian literatur Arab klasik. Agar lebih memahami bagaimana kedua elemen ini bekerja, mari kita mulai dengan mempelajari pengertian dan ciri-ciri Mubtada dan Khabar.
1. Pengertian Mubtada dan Khabar
- Mubtada (مبتدأ) adalah kata benda (isim) yang menjadi subjek atau topik pembicaraan dalam sebuah kalimat. Biasanya terletak di awal kalimat.
- Khabar (خبر) adalah predikat atau informasi yang diberikan tentang mubtada. Khabar menjelaskan atau melengkapi makna mubtada.
Keduanya membentuk jumlah ismiyyah (kalimat nominal), yaitu kalimat yang diawali dengan isim (kata benda).
2. Ciri-ciri Mubtada
- Mubtada harus berupa isim (kata benda) atau frasa yang memiliki status isim.
- Biasanya marfū' (berharakat dhammah atau dhammah tanwin).
- Umumnya terletak di awal kalimat.
Contoh:
- الصُّورَةُ جَمِيلَةٌ
(As-shūratu jamīlatun)
Artinya: "Gambar itu bagus." - Mubtada: الصُّورَةُ (gambar)
- Khabar: جَمِيلَةٌ (bagus)
- الكِتَابُ مُفِيدٌ
(Al-kitābu mufīdun)
- Mubtada: الكِتَابُ (buku)
- Khabar:مُفِيدٌ (bermanfaat)
3. Ciri-ciri Khabar
- Khabar juga harus berupa isim atau frasa yang menunjukkan informasi tentang mubtada.
- Biasanya marfū' (berharakat dhammah atau dhammah tanwin).
- Khabar bisa berupa:
- Isim mufrad (kata tunggal):
Contoh: - زَيْدٌ وَاقِفٌ
(Zaidun wāqifun) — Zaid berdiri. - السَّيَّارَةُ جَدِيدَةٌ
(As-sayyāratu jadīdah) — Mobil itu baru. - Jumlatul fi'liyyah (kalimat verbal):
Contoh: دَخَلَ المُعَلِّمُ إِلَى الفَصْلِ
(Dakhala al-mu’allimu ilā al-fasli) — Guru laki-laki telah masuk ke dalam kelas.الأَوْلَادُ يَلْعَبُونَ فِي الحَدِيقَةِ
(Al-awlādu yal‘abūna fī al-hadīqah)— Anak- anak bermain di taman.- Jumlatul ismiyyah (kalimat nominal):
Contoh: الحَدِيقَةُ أَشْجَارُهَا خَضْرَاءُ
(Al-hadīqatu asyjāruhā khadhrā’u) — Taman itu pepohonannya berwarna hijau.الثَّوْبُ لَوْنُهُ نَظِيفٌ
(Ath-thawbu lawnuhu nadhīfun) — Pakaian itu warnanya bersih.- Zharaf (kata keterangan):
Contoh: الكِتَابُ فِي الحَقِيبَةِ
(Al-kitābu fī al-haqībah) — Buku di dalam tas.السَّفَرُ فِي يَوْمِ الخَمِيسِ
(As-safaru fī yawmi al-khamīs) — Bepergian pada hari kamis.
4. Hubungan antara Mubtada dan Khabar
- Mubtada dan khabar harus sesuai dalam hal i’rab (status gramatikal), yaitu sama-sama marfū'.
- Jika mubtada berupa isim ma’rifah (definitif), khabar biasanya berupa isim nakirah (indefinitif), kecuali dalam kasus tertentu seperti tambahan penjelas.
5. Contoh Lain dalam Beragam Bentuk
a. Isim Mufrad:
- الجَبَلُ كَبِيرٌ
(Al-jabalu kabīrun) — Gunung itu besar.
b. Jumlah Fi’liyyah:
- يَحْصُدُ الْفَلَّاحُ الْقَمْحَ (Yahsudu al-fallāḥu al-qamḥa) — Petani sedang memanen gandum.
- يُحِبُّ الْوَلَدُ الْبُرْتُقَالَ (Yuḥibbu al-waladu al-burṭuqāla) — Anak laki-laki menyukai jeruk.
- يَفْتَحُ أَحْمَدُ الْبَابَ (Yaftaḥu Aḥmadu al-bāba) — Ahmad sedang membuka pintu.
c. Zharaf:
المَاءُ فِي الكُوبِ
(Al-mā’u fī al-kūbi) — Air itu di dalam gelas.التَّاجِرُ فِي السُّوقِ
(At-tājiru fī as-sūqi) — Pedagang itu di pasar.
d. Jumlah Ismiyyah:
- الحَدِيقَةُ أَشْجَارُهَا كَثِيرَةٌ
(Al-hadīqatu asyjāruhā katsīratun) — Taman itu pepohonannya banyak.



Komentar
Posting Komentar